PERPINDAHAN KALOR
A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan setelah mempelajari materi
ini yaitu :
1. Siswa dapat memahami
konsep perpindahan kalor dan menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Pembahasan Materi
Pernahkah kalian menanak nasi?
Menurut pendapatmu, peristiwa apa yang menyebabkan beras yang bertekstur keras
dapat berubah menjadi nasi yang lunak dan lembut? Tentu hal ini terjadi karena
adanya perpindahan kalor dari api kompor ke beras dan air yang berada
dalam wadah pemasak itu. Bagaimanakah cara kalor berpindah? Ada tiga cara
perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui
suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu disebut
konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita
panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas.
Coba perhatikan gambar berikut:
Pada batang besi yang dipanaskan,
kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat
terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu.
Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah
menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit
menghantarkan kalor (penghantar yang buruk).
Secara sederhana laju perpindahan
kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang mengalir persatuan waktu. Laju
perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai perkalian antara
konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A) dan selisih
suhu kedua titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:
Contoh Soal
Sebuah lempeng baja mempunyai luas penampang 20 cm2 panjang 50 cm. Jika perubahan suhu yang terjadi antara 2 titik yang jaraknya 1 m pada lempeng baja tersebut adalah 50o C dan Konduktivitas kalor dari lempeng baja tersebut adalah 0,16 W/mK. Berapa laju perpindahan kalor?
Jawab
= 0,16 x 20 x (10-4 50) /1
= 1,6. 10-3 W/m2
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut:
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.
= 1,6. 10-3 W/m2
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut:
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.
3) Adanya
sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah
4) Adanya cerobong asap pabrik.
Besar kecilnya kalor
yang merambat secara konveksi dapat dihitung menggunakan persamaan :4) Adanya cerobong asap pabrik.
Q : kalor (Joule)
t: selang waktu yang diperlukan (s)
H = koefisien konvekssi
A : luas penampang(m2)
ΔT : perbedaan temperatur (K)
3. Radiasi
t: selang waktu yang diperlukan (s)
H = koefisien konvekssi
A : luas penampang(m2)
ΔT : perbedaan temperatur (K)
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat
perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor diradiasikan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya.
Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api
unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai
di antara api dan kita, radiasi kalor akan lerhalang oleh tirai itu.
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi
oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat. Ada beberapa benda yang
dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat yang digunakan untuk
mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop, seperti
yang tampak pada gambar berikut:
Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop,
kita dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan
yang hitam dan kusam adalah penyerap atau permancar radiasi kalor yang
baik.
2) Permukaan
yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buruk.
Laju
penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi dirumuskan:
Dengan e adalah emisivitas benda,
dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka benda berwarna hitam dan e
bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta
Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10 -8C. A adalah luas permukaan
benda dan T adalah suhu dalam kelvin.
Contoh:
1. Benda
hitam sempurna luas permukaannya 1 m2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu sekelilingnya
77 ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b.. energi total yang dipancarkan selama 1 jam
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b.. energi total yang dipancarkan selama 1 jam
Jawab:
Dik : Benda hitam, maka e = 1
T1 = 300 K
T2 = 350 K
σ = 5,67.10-8
watt m-2K-4
Dit: a. Q
b.
R
Jawab:
a. Kalor yang
diserap per satuan waktu
Q = e σ
( T24 – T14)
= 1x 5,67.10-8
x (3504 – 3004)
= 391,72
watt/m2
b. Energi total
yang dipancarkan selama 1 jam
R = Q/A.t
= 391,72 / 1
x 3600
= 1.410.120
Joule
selamat malam,menurut saya materi yang ada di postingan anda menambah wawasan saya terimakasih
BalasHapusSiang mba. Materi nya kurang dilengkapi tujuan menurut saya
BalasHapusTerima kasih sebelumnya karena telah mengunjungi blog ini. saran dari mba akan saya tampung untuk perbaikan dilain hari
Hapussiang mba. Maunanya nih, jd perpindahan kalor itu sendiri apa ya mba ?
BalasHapusmakasih..
Siang juga......
HapusSebelum membahas perpindahan kalor, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan kalor. Apa itu kalor ? dalam kehidupan sehari-hari kalor juga disebut sebagai panas. Kalor atau panas di definisikan sebagai suatu bentuk energi yang mengalir dari benda bersuhu tinggi menuju benda yang suhunya lebih rendah. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalor akan mengalir atau berpindah jika ada perbedaan suhu antara dua medium.
semoga membantu dan terima kasih sudah mengunjungi blog ini
postingannya bagus nih utk nambah referensi, tapi mau kasih saran juga nih sepertinya tulisannya perlu di rapikan lagi... mksih
BalasHapusklo bisa referensinya ditambah ya mbg... postingannya sudah bagus ^^
BalasHapusPostingannya sudah bagus,sangat membantu dan menambah wawasan.
BalasHapusAssalamualaikum mbx iren .saran saja tulisannya di rapikan dan referensinya di tambah. Terima kasih
BalasHapuspostingannya sangat membantu saya dalam pembelajaran fisika,, terimaksih,,, di tunggu postingan selanjutnya beserta referensinya
BalasHapus